Bagaimana menggunakan media QR Code dan Email Marketing sebagai Alat Promosi Digital Usaha Anda1/5/2017 Terkadang tidak mudah untuk membuat pelanggan untuk datang ke toko Anda dan membuat mereka berbelanja. Saya hendak sharing pengalaman saya menggunakan media Email marketing + QR Code untuk alat promosi Digital dengan membuat pelanggan untuk berkunjung ke toko istri saya dan berbelanja. Yang paling saya ingat waktu itu adalah komentar istri saya tentang email marketing, yaitu bagaimana mendapatkan email dari pelanggan nya waktu itu. Karena mayoritas pelanggannya adalah wanita berumur 30 - 50 tahun (toko istri saya ini menjual aksesoris wanita seperti anting, kalung dll), maka istri saya sudah sangat khawatir dengan ada tidaknya alamat email dari para pelanggannya itu. Setahu saya, apabila mereka mempunyai smartphone, maka sudah pasti mereka mempunyai alamat email, karena kalau tidak, bagaimana mereka aktivasi smartphone mereka. Yang saya pikirkan adalah bagaimana supaya para pelanggan itu memberikan alamat email mereka dengan sukarela. Maka mulailah kita pikirkan nilai tambah apa yang hendak kita berikan kepada tamu yang bersedia memberikan alamat email mereka, dan akhirnya kita memutuskan untuk memberikan diskon 50% hanya di hari ulang tahun mereka, dan kita menggunakan media email karena tujuan kita adalah mendapatkan alamat email mereka. Waktu itu kita memilih Email Software Mailchimp, yang mempunyai software coupon QR code yang terintegrasi. Jadi, kita hanya men - setting seri email otomatis yang ditujukan untuk pelanggan yang telah memberikan alamat email dan tanggal ultah mereka, dan setiap ultah pelanggan tersebut, sistem Mailchimp secara otomatis akan mengirimkan email yang berisi QR code yang berisi diskon 50%, yang hanya bisa diklaim apabila QR code tersebut dengan software khusus dari Mailchimp. Dengan strategi begini, hampir 95% pelanggan istri saya memberikan email mereka secara sukarela. Sayangnya, sekarang Mailchimp tidak melanjutkan fungsi coupon QR code mereka lagi, sehingga membuat Mailchimp tidak seatraktif dulu. Tapi apabila Anda menggunakan email software Constant Contact , Anda masih bisa mengirimkan QR code email kepada pelanggan Anda, sebagai alat promosi untuk menarik pelanggan ke toko offline Anda. Pertanyaan selanjutnya : Kenapa harus QR Code sebagai alat promosi Digital? QR Code adalah barcode yang dapat dibaca dengan menggunakan software khusus di smartphone. Biasanya informasi yang mereka masukkan ke QR code dapat berupa kartu nama virtual, alamat situs (ini yang paling banyak digunakan), peta, video di Youtube, sosial media, nomor telepon, alamat email, halaman WIfi Login, ataupun apps tertentu di Google Play Store atau iOs. Terus terang, saya sangat sering menggunakan QR code, karena ini adalah satu - satunya alat promosi digital, yang harus dibuka dengan software QR code reader, jadi tidak bisa langsung diterjemahkan. Ada yang mencetak QR Code di papan pengumuman, brosur, surat undangan, dengan link ke website tertentu yang mencantumkan informasi yang lebih jelas, ataupun sebagai formulir yang harus diisi. Kemudian, di China, QR code digunakan sebagai portal untuk pembelian tiket bus atau ferry, untuk mengurangi antri yang sangat panjang. Beberapa airline juga menggunakan QR code sebagai alat identifikasi sewaktu check in di airport. Dan yang paling baru, sekarang QR code dapat dicetak sebagai tato sementara sebagai pengganti tiket masuk ke wahana permainan. Dan untuk software pembuatan QR Code, saya memilih QRStuff.com , dimana untuk versi berbayarnya, Anda dapat mengunci QR code yang Anda buat dengan password. Nah, ini yang sering saya pakai sebagai alat promosi digital, dimana biasanya saya menggunakannya sebagai alat promosi cross-selling , yaitu mengenalkan pelanggan baru kepada partner bisnis yang lain, dimana password hanya diberikan kepada partner bisnis yang lain (yang membuat pelanggan yang menerima email harus mengunjungi partner bisnis tersebut) untuk dibuka, dan mendapatkan nilai tambah khusus seperti diskon dari partner bisnis tersebut. Hal lainnya tentang QR code yang dibuat dengan QRStuff.com adalah mereka menyediakan alat analisa mengenai berapa kali QR code dipindai, kapan dipindainya, dan dimana QR code tersebut dipindai. Jadi dengan demikian, saya dapat mengukur kesuksesan dari cara promosi digital yang saya jalankan. Semoga pengalaman saya di atas dapat dijadikan ilham bagi teman - teman untuk menjalankan kegiatan pemasaran digital untuk usaha UKM Anda masing - masing. Apabila ada yang hendak ditanyakan mengenai Email marketing ataupun QR code, Anda dapat menuliskan komentar dibawah ini, dan akan saya jawab secepatnya.
0 Comments
Beberapa hari ini saya mempunyai seorang teman yang menjalankan bisnis Sekolah Mengemudi, yang menceritakan tentang susahnya iklim bisnis sekarang ini. Model BIsnisnya agak unik, dimana orang yang telah lulus sekolah mengemudi tidak akan kembali lagi ke sekolahnya untuk penjualan lanjutan, atau dengan kata lain, dia harus mencari pelanggan baru setiap harinya. Teman saya ini hanya mengutamakan iklan di koran lokal (yang hanya memuat profil Sekolah Mengemudi nya. Apakah ada bisnis dari teman - teman yang agak mirip kondisi nya dengan cerita di atas?
Saya pribadi mempunyai kebiasaan tidak suka dengan menunggu pelanggan baru yang datang ke toko, walaupun itu adalah hasil dari iklan koran. Bagi saya pribadi, kegiatan memasukkan Profil Sekolah di bagian iklan koran lokal itu hanya merupakan "branding" , dan branding hanya akan mempunyai efek jangka panjang dan tidak akan membuat orang - orang untuk memutuskan untuk membeli pada saat itu juga. Karena itu saya sarankan untuk membuat alur pemasaran untuk usaha sekolah mengemudinya, dimana awalnya dia harus memikirkan value yang cocok untuk pelanggan nya, selain bisa mengemudi setelah lulus dari sekolahnya. Setelah memikirkan value yang cocok (saya merekomendasikan untuk membuat membership dan memberikan diskon bulanan dari merchant yang bersedia bekerjasama), selanjutnya yang perlu dipikirkan adalah :
Saya tidak akan menceritakan banyak mengenai email marketing dan seluk beluknya, karena sudah saya bahas secara mendalam di Artikel " Email Marketing : Aplikasi untuk Bisnis UKM" Teman saya lalu bertanya kepada saya : "dari tadi saya dengar hanya benefit member yang ada, lalu benefit untuk saya apa ? " Biasanya saya tetap memprioritaskan benefit untuk para member terlebih dahulu, supaya mereka merasakan value apabila mereka mendaftar sebagai member. Kemudian setelah 2 - 3 bulan menjaring member, barulah saya merekomendasikan teman saya untuk membuat 1 buah lagi program diskon / giveaway yang khusus diberikan kepada member yang bersedia merekomendasikan teman nya (hanya berupa nama, nomor HP, dan alamat email). Progam diskon khusus atau giveaway dapat berupa hadiah khusus (yang terjangkau, dan dialokasi dari budget pemasaran) seperti Tiket Nonton Gratis, 1 porsi Burger atau Voucher Buy 1 Get 1 Free di outlet merchant. Kemudian database yang dikumpulkan dapat di follow up oleh staff nya untuk mencari pelanggan baru. Cara seperti di atas dapat dilakukan per bulannya dan saya sarankan jangan terlalu sering dalam 1 bulan, tentunya dengan program promosi yang berbeda setiap kalinya. Diskon bulanan untuk member di luar yang merekomendasikan tetap berjalan seperti biasa, supaya para member dapat merasakan benefit jangka panjang dari membership ini. Dengan cara yang sederhana, teman saya tersebut mendapatkan prospek baru setiap bulannya, hasil rekomendasi dari para pelanggan sebelumnya, yang bagaimanapun lebih powerful dari iklan di surat kabar. Saya berharap teman - teman yang lain mendapat pelajaran/ ilham dari case study yang saya ceritakan di atas, yang hendaknya disesuaikan dengan jenis bisnis Anda dan daerah Anda masing - masing. Inti dari kasus di atas adalah Email Marketing bisa digunakan di segala jenis bisnis, baik itu bisnis yang mempunyai pembeli berkelanjutan (return purchase) atau hanya mengharapkan pembeli baru terus menerus seperti kasus teman saya di atas. Apabila ada yang tidak dimengerti, silakan tuliskan di komentar di bawah, dan akan saya jawab secepat mungkin. Salam Digital Marketing. Selama setahun belakangan ini, saya menggunakan banyak e-tools untuk membantu saya dalam melakukan digital marketing (ini jelas karena saya tidak menguasai coding - bahasa program), banyak yang berhasil dan banyak yang tidak berhasil juga. Setiap harinya, ada e-tools baru di pasaran untuk membantu orang - orang yang tidak menguasai bahasa program untuk melakukan pemasaran digital, ada yang butuh dibayar dan banyak yang gratis.
Seorang mentor pernah mengatakan kepada saya : "Apapun yang kamu lakukan, selalu ukur dan evaluasi" . Hal ini tidak saya mengerti sampai kepada waktu dimana saya merasa frustasi bahwa hasil dari pemasaran digital yang saya lakukan sangat sukses di satu hal, contohnya sosial media, tetapi tidak berefek banyak kepada kunjungan ke website tujuan. Kemudian, mulailah saya mengukur semua hasil dari e-tools tersebut, sehingga saya dapat memutuskan e-tools mana yang lebih sesuai dengan saya dalam menjalankan pemasaran digital ini, yang hasil akhirnya tertuju kepada meningkatnya tingkat kunjungan ke website tujuan dan pembelian melalui website tersebut. Mengenai e-tools yang selama ini saya pakai, bagaimana saya dapat memutuskan apakah e-tools yang satu dapat membantu kegiatan pemasaran digital saya, dan e-tools lainnya yang gagal membantu kegiatan pemasaran digital saya. Saya menggunakan salah satu e-tools juga yang termasuk dalam kategori Analytics untuk menganalisa bagaimana efek dari e-tools yang saya gunakan dapat membawa traffic ke website tujuan saya, dalam angka. Dengan demikian, saya dapat mengukur tingkat efektivitas dari e-tools tersebut. Walaupun terdapat banyak Analytic Tools di luar sana, seperti Kissmetrics, Crazy Egg, Mouseflow atau Woopra; satu - satu nya Tools Analytics favorit saya hanyalah tetap Google Analytics. E-tools ini dapat memberitahu kita berapa banyak pengguna yang masuk ke website kita, berapa kali mereka masuk ke website kita, keyword apa yang membawa traffic paling banyak ke website Anda, dan berapa lama biasanya mereka menghabiskan waktu di website kita. Apabila kita melihat lebih dalam, kita dapat mencari tahu bagaimana pengunjung website itu masuk ke portal kita, apakah itu dari sosial media yang Anda gunakan untuk promosi, atau dari website lainnya yang telah mengulas tentang website Anda yang menarik, atau dari jalur lainnya. Caranya mudah saja :
Salah satu klien konsultasi saya memiliki hasil media sosial yang sangat mengagumkan (mereka punya 10 ribuan follower di akun Instagram & 3 ribuan di akun Facebook mereka), tetapi hasil penjualan tidak mencerminkan hal itu. Setelah mendengar masalahnya, hal pertama yang saya tanyakan adalah Analytics tool apa yang biasanya mereka gunakan, yang ternyata tidak ada. Kemudian setelah saya setup kode Google Analytics tool ke website penjualan mereka, barulah mereka mengerti bahwa apa yang sudah mereka lakukan terhadap akun sosial media mereka, sebenarnya tidak berefek banyak pada website penjualan mereka. Dan dari sana saya membimbing mereka untuk mengarahkan secara efektif dari sosial media mereka yang telah mengagumkan itu, ke website penjualan mereka. Pertanyaan dari saya : Apakah Anda sudah memasukkan kode Analytics ke dalam website Anda untuk dianalisa ? Saya mengerti bahwa tidak mempunyai skill coding, banyak dari kita yang agak susah untuk melakukan kegiatan pemasaran digital yang lebih canggih. Karena itu saya semampu mungkin akan memberikan referensi untuk e-tools yang saya testing sendiri dan berhasil meningkatkan hasil kegiatan pemasaran digital yang saya lakukan sendiri. Tapi saya sendiri juga menyarankan Anda untuk menyaring informasi - informasi yang saya sampaikan di blog ini, cari tahu e-tools mana yang paling cocok untuk Anda.
Dalam posting kali ini, saya hendak menyarankan e-tools "powr.io" , yang dapat membantu Anda untuk membuat beberapa plugin yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil pemasaran digital, yaitu :
Anda dapat menggunakan plugin tersebut secara gratis (tapi terbatas dalam penggunaan) dan apabila Anda merasa tools ini sangat membantu, Anda dapat menggunakan versi berbayarnya. Caranya juga sangat mudah, yaitu Anda hanya membangun Etools yang anda inginkan, kemudian Anda akan diberi kode yang dapat di embed di Website Anda. Apabila Anda menggunakan Weebly seperti saya, Anda tinggal drag Embed Code ke halaman Website Builder Anda, dan masukkan kode plugin yang telah Anda buat sebelumnya ke bagian "Embed Code" dan tekan tombol "Publish". Maka plugin tersebut akan muncul di website Anda, dan dapat mulai menampung data atau sekedar sebagai sarana sharing ke sosial media pengunjung website Anda. Pemasaran melalui media sosial merupakan strategi termudah untuk melancarkan pemasaran digital / pemasaran online UKM. Kita bisa melihat dari menjamurnya online shop yang berkembang mulai dari media sosial, karena boleh dibilang, pemasaran sosial media sangat mudah sekali. Hanya dengan memposting gambar produk dan follow / like orang sebanyak - banyaknya. Tapi apakah benar hanya sesederhana itu? Belum tentu. Karena sebenarnya pemasaran dengan sosial media tanpa strategi yang direncanakan, akan membuat pemasar jalan di tempat. Beberapa hal yang butuh diperhatikan oleh UKM dalam mengeksekusi pemasaran sosial media. Pikirkan bagaimana mengumpulkan fans / followerTahap ini yang paling penting, karena tidak akan ada gunanya apabila Anda mempunyai gambar atau bahan yang menarik untuk dibagi, apabila Jumlah Fans / Follower Anda di akun sosial media Anda tidak lebih dari 30 orang. Itu pun belum tentu semua gambar yang Anda post akan dilihat 100% dari 30 orang itu, mungkin saja waktu posting, mereka lagi sibuk sehingga tidak mengecek posting Anda. Memang, yang paling sulit adalah mengumpulkan 1.000 orang pertama Anda, karena untuk mencapai itu, Anda harus mengandalkan segala cara dan media, mulai dari teman, keluarga, sampai membuat program giveaway Berikut saya share kan pengalaman saya dalam mengumpulkan Fans / Follower di Akun Instagram toko istri saya. Seperti yang saya ceritakan, bahwa tantangan terberat dari fase ini adalah mencapai 1,000 orang Follower, dan saya memulainya dengan mem - follow teman/ keluarga atau siapapun, bahkan artis, supaya di daftar notifikasinya, terpampang nama akun saya, dan berharap mereka dapat memfollow kembali akun toko. Hasilnya, tidak sesuai yang diharapkan, hanya sekitar 20% dari mereka yang benar - benar mem-follow kembali akun toko. Selanjutnya, saya menggunakan program giveaway, dimana saya mengumpulkan sekitar 3 - 4 item yang dijual toko Istri, dan saya membuat sayembara untuk menebak total harga dari 3 - 4 item tersebut. Kemudian, kontestan harus me - repost gambar itu di akun kontestan itu sendiri, dengan tujuan supaya teman - teman nya dapat melihat barang yang dijual di toko Istri, dan dibagian caption diharuskan untuk memasukkan Akun toko, supaya kita juga dapat mengetahui bahwa kontestan tersebut sudah mengikuti program tersebut. Hasilnya ? Well, juga tidak sesuai yang diharapkan, karena saya pada akhirnya mengetahui bahwa kebanyakan dari kontestan membuat akun yang khusus untuk mengikuti program giveaway yagn banyak dilakukan di media sosial. Berarti tujuan saya supaya Contoh barang saya dapat dilihat oleh teman - teman kontestan jadinya tidak terlalu berhasil, walaupun ada beberapa kontestan yang benar - benar merupakan akun pribadi, yang kadang - kadang mempunyai ribuan followers. Tentunya, ada teman - teman yang menanyakan kenapa tidak menggunakan jasa Influencer yang banyak terdapat di sosial media. Well, saran saya, sebelum benar - benar menggunakan jasa para Influencer, sebaiknya mengecek apakah follower mereka merupakan target pasar? Yang biasanya saya temui adalah kebanyakan Influencer merupakan cewek cakep, tetapi follower mereka kebanyakan adalah laki - laki, sehingga tidak cocok untuk target pasar toko yang kebanyakan perempuan. Sampai sekarang, saya belum benar - benar menemukan Influencer yang followernya cocok dengan target pasar saya. Kemudian, karena batasan dari Instagram yang memperbolehkan kita memfollow akun lain hanya sampai sekitar 20 -25 akun perhari, maka saya mencoba men-like foto orang lain, yang bukan merupakan follower akun toko, hasilnya dari 100 akun yang saya like fotonya, kebanyakan men - like kembali foto kita, dan ada beberapa orang yang jadinya mem-follow akun kita. Selama berminggu - minggu kemudian, saya men - like foto akun lain yang menarik, yang merupakan target pasar saya, sebanyak - banyaknya. Tetapi, saya mulai memikirkan sampai kapan saya harus tetap melakukan ini? Karena saya mengerti bahwa men - like foto akun lain merupakan kegiatan yang penting, sampai akhirnya saya menemukan suatu program kecil yang dapat membantu foto akun lain secara otomatis, sesuai kriteria dan waktu like yang saya set sendiri. Program berbayar ini yang akhirnya membantu saya secara otomatis men - like foto yang saya sudah terlebih dahulu set kriteria nya. Dan dengan biaya sekitar Rp. 100 ribu (tergantung kurs, karena charge dalam mata uang USD), saya juga mendapat laporan foto akun mana yang sudah dilike. Setidaknya, kita dapat memilih kriteria dari gambar yang akan kita like, sehingga akun kita dapat dilihat oleh pemilik akun yang gambarnya kita like. Perlu dicatat, bahwa saya pribadi tidak menyukai praktek membeli follower / like atas foto kita sendiri, terutama dari follower yang tidak jelas. Walaupun ada beberapa penjual follower / like yang mengklaim bahwa follower yang mereka jual merupakan follower aktif, tapi saya tetap mengatakan tidak ada gunanya membeli follower jenis begini, karena tidak akan ada efeknya pada bisnis Anda. Posting gambar/ konten/ produk secara rutinApabila media sosial Anda tidak sering diupdate, akibatnya follower Anda akan merasa bosan akan konten medis sosial Anda yang isinya itu - itu saja. Jadi sebaiknya posting 1 gambar / content akan sangat menarik. Tidak perlu sekali posting 5 - 6 gambar, yang penting rutin posting setiap harinya ada satu atau beberapa gambar. Anda juga dapat men link beberapa sosial media, sehingga pada saat Anda mempost gambar di satu media sosial, maka gambar tersebut juga akan otomatis terposting di media sosial lainnya. Contohnya, saya men - link akun Instagram saya dengan akun Facebook dan Twitter toko, sehingga sewaktu saya memposting 1 gambar, maka gambar tersebut juga akan muncul di akun Facebook dan Twitter toko. Pikirkan bagaimana untuk berinteraksi dengan follower sambil mengubah jumlah non follower menjadi follower setia Menurut pengalaman saya, apabila ada Follower / non Follower yang bertanya mengenai produk Anda yang Anda masukkan gambarnya di sosial media Anda, alangkah bagusnya apabila Anda tidak menjawabnya di media sosial tersebut, tetapi meminta akun tersebut untuk menghubungi Anda melalui Akun Messenger Anda seperti BBM (Blackberry Messenger), Whatsapp, Line ataupun Wechat. Apabila mereka hanya tanya lalu, kebanyakan tidak akan repot - repot menanyakan melalui akun Messenger Anda. Ini juga berarti secara tidak langsung akan memilih pelanggan yang serius untuk memilih barang. Selanjutnya, sering - sering lah mengganti gambar di Profile akun Messenger Anda, sehingga pelanggan yang pernah membeli /.menanyakan tentang produk akan langsung mengetahui update produk Anda. Usahakan jangan terlalu sering broadcast, karena akan dianggap mengganggu beberapa pengguna.
Mudah mudahan dengan cara yang saya kemukakan di atas, teman - teman dapat lebih mengoptimalkan penggunaan Media sosial sebagai salah satu strategi pemasaran digital usaha UKM Anda. Anda dapat mempelajari bagaimana menggunakan sosial media dengan efektif untuk bisnis Anda melalui E-book Gratis yang saya persiapkan di sini . Yang perlu Anda lakukan hanya memberitahu teman Anda mengenai website ini, dan Anda sudah siap mendownload E book mengenai Instagram dari saya. |
Blog Pemasaran DigitalSeluk Beluk Dunia Digital Marketing di Indonesia Arsip
February 2017
Kategori
All
|