Selama setahun belakangan ini, saya menggunakan banyak e-tools untuk membantu saya dalam melakukan digital marketing (ini jelas karena saya tidak menguasai coding - bahasa program), banyak yang berhasil dan banyak yang tidak berhasil juga. Setiap harinya, ada e-tools baru di pasaran untuk membantu orang - orang yang tidak menguasai bahasa program untuk melakukan pemasaran digital, ada yang butuh dibayar dan banyak yang gratis.
Seorang mentor pernah mengatakan kepada saya : "Apapun yang kamu lakukan, selalu ukur dan evaluasi" . Hal ini tidak saya mengerti sampai kepada waktu dimana saya merasa frustasi bahwa hasil dari pemasaran digital yang saya lakukan sangat sukses di satu hal, contohnya sosial media, tetapi tidak berefek banyak kepada kunjungan ke website tujuan. Kemudian, mulailah saya mengukur semua hasil dari e-tools tersebut, sehingga saya dapat memutuskan e-tools mana yang lebih sesuai dengan saya dalam menjalankan pemasaran digital ini, yang hasil akhirnya tertuju kepada meningkatnya tingkat kunjungan ke website tujuan dan pembelian melalui website tersebut. Mengenai e-tools yang selama ini saya pakai, bagaimana saya dapat memutuskan apakah e-tools yang satu dapat membantu kegiatan pemasaran digital saya, dan e-tools lainnya yang gagal membantu kegiatan pemasaran digital saya. Saya menggunakan salah satu e-tools juga yang termasuk dalam kategori Analytics untuk menganalisa bagaimana efek dari e-tools yang saya gunakan dapat membawa traffic ke website tujuan saya, dalam angka. Dengan demikian, saya dapat mengukur tingkat efektivitas dari e-tools tersebut. Walaupun terdapat banyak Analytic Tools di luar sana, seperti Kissmetrics, Crazy Egg, Mouseflow atau Woopra; satu - satu nya Tools Analytics favorit saya hanyalah tetap Google Analytics. E-tools ini dapat memberitahu kita berapa banyak pengguna yang masuk ke website kita, berapa kali mereka masuk ke website kita, keyword apa yang membawa traffic paling banyak ke website Anda, dan berapa lama biasanya mereka menghabiskan waktu di website kita. Apabila kita melihat lebih dalam, kita dapat mencari tahu bagaimana pengunjung website itu masuk ke portal kita, apakah itu dari sosial media yang Anda gunakan untuk promosi, atau dari website lainnya yang telah mengulas tentang website Anda yang menarik, atau dari jalur lainnya. Caranya mudah saja :
Salah satu klien konsultasi saya memiliki hasil media sosial yang sangat mengagumkan (mereka punya 10 ribuan follower di akun Instagram & 3 ribuan di akun Facebook mereka), tetapi hasil penjualan tidak mencerminkan hal itu. Setelah mendengar masalahnya, hal pertama yang saya tanyakan adalah Analytics tool apa yang biasanya mereka gunakan, yang ternyata tidak ada. Kemudian setelah saya setup kode Google Analytics tool ke website penjualan mereka, barulah mereka mengerti bahwa apa yang sudah mereka lakukan terhadap akun sosial media mereka, sebenarnya tidak berefek banyak pada website penjualan mereka. Dan dari sana saya membimbing mereka untuk mengarahkan secara efektif dari sosial media mereka yang telah mengagumkan itu, ke website penjualan mereka. Pertanyaan dari saya : Apakah Anda sudah memasukkan kode Analytics ke dalam website Anda untuk dianalisa ?
0 Comments
Your comment will be posted after it is approved.
Leave a Reply. |
Blog Pemasaran DigitalSeluk Beluk Dunia Digital Marketing di Indonesia Arsip
February 2017
Kategori
All
|